Telah ditemukan sumber bbm didalam sumur dikawasan baru

Berita terbaru Pertamina pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia, namun monopoli tersebut telah dihapuskan pemerintah pada tahun 2001. Perusahaan ini juga mengoperasikan 7 kilang minyak dengan kapasitas total 1.051,7 MBSD, pabrik petrokimia dengan kapasitas total 1.507.950 ton per tahun dan pabrik LPG dengan kapasitas total 102,3 juta ton per tahun. Permina magang Technical School (Sekolah Kader Teknik) didirikan Brandan untuk melatih dan menghasilkan ahli di lapangan. Untuk memenuhi tujuan ini Permina didirikan Akademi minyak di Bandung pada tahun 1962. Minyak Academy kurikulum yang berkaitan dengan aspek-aspek teknis industri minyak, dan lulusan berubah menjadi kekuatan utama dalam Pertamin (yang kemudian berubah ke Pertamina). dikelola negara. PERTAMIN, didirikan pada tahun 1961, bertanggung jawab untuk administrasi, manajemen dan pengendalian eksplorasi dan produksi. Kebijakan adalah hidup pendek. Kesepakatan antara negara dan  perusahaan asing tersebut diperkuat secara bertahap, minyak kilang manufaktur dan aset lainnya dalam pemasaran dan distribusi yang akan dijual ke Indonesia dalam waktu lima sampai lima belas tahun. Pertamina (dahulu bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) adalah sebuah BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Pertamina masuk urutan ke 122 dalam Fortune Global 500 pada tahun 2013.[3][4].

Technical School (Sekolah Kader Teknik) didirikan Brandan untuk melatih dan menghasilkan ahli di lapangan. Untuk memenuhi tujuan ini Permina didirikan Akademi minyak di Bandung pada tahun 1962. Minyak Academy kurikulum yang berkaitan dengan aspek-aspek teknis industri minyak, dan lulusan berubah menjadi kekuatan utama dalam Pertamin (yang kemudian berubah ke Pertamina). dikelola negara. PERTAMIN, didirikan pada tahun 1961, bertanggung jawab untuk administrasi, manajemen dan pengendalian eksplorasi dan produksi. Kebijakan adalah hidup pendek. Kesepakatan antara negara dan 
Pada tahun 1960, Kongres memberlakukan kebijakan yang pertambangan Indonesia gas minyak dan tanah hanya diperbolehkan untuk negara, sebuah perusahaan yang dikelola negara. PERTAMIN, didirikan pada tahun 1961, bertanggung jawab untuk administrasi, manajemen dan pengendalian eksplorasi dan produksi. Kebijakan adalah hidup pendek. Kesepakatan antara negara dan perusahaan asing tersebut diperkuat secara bertahap, minyak kilang manufaktur dan aset lainnya dalam pemasaran dan distribusi yang akan dijual ke Indonesia dalam waktu lima sampai lima belas tahun.
Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam sektor Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan patungan.

Pada tahun 2013, Pertamina menempati peringkat 122 dari 500 perusahaan terbaik dunia versi Fortune Global
Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan
Pada tahun 1960, Kongres memberlakukan kebijakan yang pertambangan Indonesia gas minyak dan tanah hanya diperbolehkan untuk negara, sebuah perusahaan yang dikelola negara. PERTAMIN, didirikan pada tahun 1961, bertanggung jawab untuk administrasi, manajemen dan pengendalian eksplorasi dan produksi. Kebijakan adalah hidup pendek. Kesepakatan antara negara dan perusahaan asing tersebut diperkuat secara bertahap, minyak kilang manufaktur dan aset lainnya dalam pemasaran dan distribusi yang akan dijual ke Indonesia dalam waktu lima sampai lima belas tahun.
Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam sektor Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan patungan. Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan 
Pertamina adalah hasil gabungan dari perusahaan Pertamin dengan Permina yang didirikan pada tanggal 10 Desember 1957. Penggabungan ini terjadi pada 1968. Direktur utama (Dirut) yang menjabat dari 2009 hingga 2014 adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama Ari Hernanto Soemarno. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik Indonesia itu. Karen Agustiawan mengundurkan diri sebagai Dirut pada 1 Oktober 2014 dan menjadi dosen guru besar di Harvard University, Boston, Amerika Serikat. Selanjutnya pada 28 November 2014, Presiden Joko Widodo memilih Dwi Soetjipto sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Ia menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri[6].

Pertamina pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia, namun monopoli tersebut telah dihapuskan pemerintah pada tahun 2001. Perusahaan ini juga mengoperasikan 7 kilang minyak dengan kapasitas total 1.051,7 MBSD, pabrik petrokimia dengan kapasitas total 1.507.950 ton per tahun dan pabrik LPG dengan kapasitas total 102,3 juta ton per tahun.[5]
 Pada tahun 1960, Kongres memberlakukan kebijakan yang pertambangan Indonesia gas minyak dan tanah hanya diperbolehkan untuk negara, sebuah perusahaan yang dikelola negara. PERTAMIN, didirikan pada tahun 1961, bertanggung jawab untuk administrasi, manajemen dan pengendalian eksplorasi dan produksi. Kebijakan adalah hidup pendek. Kesepakatan antara negara dan perusahaan asing tersebut diperkuat secara bertahap, minyak kilang manufaktur dan aset lainnya dalam pemasaran dan distribusi yang akan dijual ke Indonesia dalam waktu lima sampai lima belas tahun.
Pertamina adalah hasil gabungan dari perusahaan Pertamin dengan Permina yang didirikan pada tanggal 10 Desember 1957. Penggabungan ini terjadi pada 1968. Direktur utama (Dirut) yang menjabat dari 2009 hingga 2014 adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama Ari Hernanto Soemarno. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik Indonesia itu. Karen Agustiawan mengundurkan diri sebagai Dirut pada 1 Oktober 2014 dan menjadi dosen guru besar di Harvard University, Boston, Amerika Serikat. Selanjutnya pada 28 November 2014, Presiden Joko Widodo memilih Dwi Soetjipto sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Ia menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri[6].
Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan 
Pertamina adalah hasil gabungan dari perusahaan  mengundurkan diri sebagai Dirut pada 1 Oktober 2014 dan menjadi dosen guru besar di Harvard University, Boston, Amerika Serikat. Selanjutnya pada 28 November 2014, Presiden Joko Widodo memilih Dwi Soetjipto sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Ia menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri[6]. adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama Ari Hernanto Soemarno. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik Indonesia itu. Karen Agustiawan
adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama Ari Hernanto Soemarno. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik Indonesia itu. Karen Agustiawan mengundurkan diri sebagai Dirut pada 1 Oktober 2014 dan menjadi dosen guru besar di Harvard University, Boston, Amerika Serikat. Selanjutnya pada 28 November 2014, Presiden Joko Widodo memilih Dwi Soetjipto sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Ia menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri[6].
Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Memberi Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan 
adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama Ari Hernanto Soemarno. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik Indonesia itu. Karen Agustiawan
adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil 
Pertamin dengan Permina yang didirikan pada tanggal 10 Desember 1957. Penggabungan ini terjadi pada 1968. Direktur utama (Dirut) yang menjabat dari 2009 hingga 2014 adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama Ari Hernanto Soemarno. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik Indonesia itu. Karen Agustiawan
adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama Ari Hernanto Soemarno. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik Indonesia itu. Karen Agustiawan mengundurkan diri sebagai Dirut pada 1 Oktober 2014 dan menjadi dosen guru besar di Harvard University, Boston, Amerika Serikat. Selanjutnya pada 28 November 2014, Presiden Joko Widodo memilih Dwi Soetjipto sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Ia menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri[6].